Harga Beras di Jawa Timur Naik Lagi, Pedagang Pasar Mengeluh

Harga Beras di Jawa Timur Naik Lagi, Pedagang Pasar Mengeluh
 

Harga beras di Jawa Timur kembali meroket dalam beberapa pekan terakhir, memicu keluhan dari pedagang di pasar tradisional. Kenaikan itu tampak pada beras medium maupun premium, padahal pasokan sempat relatif stabil. 

Pedagang menyatakan bahwa margin keuntungan menyempit sementara minat pembeli menurun tajam. Konsumen lebih memilih membeli sedikit demi sedikit daripada beli per karung penuh karena khawatir harga bisa naik lagi. 

Situasi itu membuat inflasi bahan pokok makin terasa di masyarakat menengah ke bawah. Pemerintah daerah dan pengawas harga pangan terus dipanggil untuk mencari solusi agar lonjakan harga ini tidak memberatkan rakyat kecil.

Harga Terbaru dan Tren di Pasar

Menurut data dari pantauan harga terbaru di Jawa Timur, beras premium kini dijual dengan harga sekitar Rp 15.154 per kilogram. Sementara itu beras medium tercatat sekitar Rp 12.915 per kilogram. Tren ini menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan periode beberapa bulan lalu. 

Pada jenis beras kualitas bawah II di pasar modern, harga juga terpantau naik sekitar 0,35 persen dalam sebulan terakhir, meskipun angka pastinya cenderung stabil dibandingkan jenis premium. Fluktuasi ini terjadi di banyak kota dan kabupaten karena tekanan permintaan serta biaya distribusi. 

Pedagang dan konsumen sama-sama merasakan dampaknya pedagang kesulitan menjual volume besar, konsumen terpaksa mengurangi pembelian atau beralih ke beras kualitas lebih rendah.

Keluhan Pedagang dan Respons Konsumen

Pedagang di pasar tradisional banyak mengeluh karena harga modal naik sementara daya beli konsumen turun. Banyak pembeli yang memilih membeli eceran supaya tetap bisa memenuhi kebutuhan harian. 

Pembelian per karung, yang biasanya menguntungkan pedagang, kini nyaris hilang. Pedagang merasa usaha dagang mereka mulai tertekan karena stok beras cepat habis, dan harga beras tidak kunjung stabil. 

Di sisi lain, konsumen mengeluh karena pendapatan harian mereka semakin sulit menutupi kebutuhan pokok. Keluarga berpenghasilan rendah jadi paling terpukul, karena konsumsi beras tetap prioritas utama sedangkan kenaikan biaya membuat hidup semakin berat.

Faktor Penyebab Kenaikan Harga

Kenaikan harga beras ini terjadi bukan karena kelangkaan pasokan total, melainkan karena kombinasi faktor distribusi, biaya transportasi, dan fluktuasi kualitas gabah penggilingan. 

Meski produksi padi di Jawa Timur sempat melimpah, data menunjukkan bahwa harga beras tetap melonjak menunjukkan bahwa efisiensi distribusi dan stok tidak selalu berbanding lurus dengan harga akhir ke konsumen. 

Biaya logistik yang meningkat akibat jarak antar wilayah dan harga bahan bakar yang naik ikut membebani harga di pasar tradisional. Selain itu kualitas dan permintaan beras premium yang masih tinggi menyebabkan harga medium dan premium turut terdongkrak. Hal ini membuat pedagang dan konsumen sulit mengantisipasi harga stabil.

Implikasi Sosial dan Ekonomi bagi Masyarakat

Lonjakan harga beras di Jawa Timur memiliki efek domino terhadap daya beli dan pola konsumsi masyarakat. Banyak keluarga menunda pembelian atau memilih beras dengan kualitas lebih rendah demi menekan pengeluaran. 

Konsumsi harian beras sebagai bahan pokok utama terpaksa dikurangi atau diganti sebagian dengan alternatif lain. Pelaku UMKM warung makan juga merasakan dampak karena biaya bahan pokok naik dan margin keuntungan mengecil. 

Di tingkat rumah tangga, tekanan terjadi pada keluarga berpendapatan rendah yang harus mengatur ulang anggaran kebutuhan pokok. Jika tren ini terus berlanjut, kerentanan ekonomi bagi kelompok masyarakat rentan akan meningkat.

Apa yang Bisa Dilakukan dan Harapan ke Depan

Diperlukan pengawasan lebih ketat terhadap harga dan distribusi beras di pasar oleh pengawas pangan dan pemerintah daerah untuk memastikan HET (Harga Eceran Tertinggi) dijalankan sesuai aturan. 

Sistem distribusi pangan perlu diperbaiki agar rantai pasokan lebih efisien dari petani, penggilingan, hingga pedagang pasar. Pemerataan stok beras bersubsidi di pasar tradisional dan modern bisa membantu menekan harga agar tetap terjangkau. 

Masyarakat juga dapat diarahkan untuk melalui pembelian kolektif atau beras berkualitas medium agar beban belanja lebih ringan. Jika semua pihak bekerja sama, tekanan harga bisa dikendalikan dan kebutuhan pokok tetap dapat dijangkau oleh seluruh lapisan warga.

Lebih baru Lebih lama

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya

ads

Berita Amanah dan Terpeercaya
Berita Amanah dan Terpeercaya

نموذج الاتصال